Senin, 02 Juni 2014

Morfologi Bunga

Morfologi Bunga (Flos)

Bunga adalah Penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun ) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.

Letak dan Susunan Bunga dibedaan :
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut spiral (acyclis)
        contoh : bunga cempaka (Michelia Champaka L)
b.   Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis)
        contoh : bunga terong ( Solanum melongena L)
c. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk  dalam lingkaran dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis)
        contoh : bunga sirsat (Annona muricata L)


Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
Menurut Jumlahnya :
       tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja disebut tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora)
      Tumbuhan yang menghasilkan bunga banyak atau lebih dari satu disebut tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora)
Menurut letaknya :
a.   Bunga pada ujung batang (flos terminalis)
        contoh : bunga coklat
b.   Bunga di ketiak daun ( flos lateralis)
        contoh : kembang sepatu ( Hibiscus rosa sinensis L )

Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut :

A.  Bagian-bangian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :

        a. Ibu tangkai bunga ( pedunculus communis), yaitu bagian yang biasanya merupakan tersusun batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi.

        b. tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.

     c. dasar bunga  ( receptaculum),  yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.


B.  Bagian- bagian yang bersifat seperti daun :

        a. daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dati ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai.

        b. daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat  pada tangkai bunga.

        c. seludang bunga ( spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk sewaktu belum mekar.
        contoh : bunga kelapa (Cocos Nucifera L)

sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran.
        contoh : bunga matahari (Helianthus annuus L)

e. Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawa kelopak.
f. daun-daun kelopak (sepalae)
g. daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
h. daun-daun tenda bunga (tepalae)
i.  benang-benang sari (stamina)
j.  Daun-daun buah (carpella)

Sifat-sifat bunga majemuk dibedakan menjadi tiga golongan
a.   Bunga majemuk tak terbatas ( inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai) dan bunga-bunga pada buga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah keatas.
        Contoh  : mangga (Mangifera indica L)
b. Bunga majemuk terbatas (inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.

        Melihat jumlah cabang padaibu tangkai, bunga majemuk terbatas dibedakan menjadi tiga :

1. Bersifat “monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunya satu cabang, adakalanya lebih (dua cabang). Tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya.
2. Berdifat “ dichasial”, jika dari ibu tangkai         keluar dua cabang yang berhadapan.  terdapat pada tumbuhan dengan bunga  berbibir (Labiatae)
3. Bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai     keluar lebih dari dua cabang pada suatu   tempat yang sama tingginya pada ibu     tangkai tadi.
        contoh : bunga Oleander (Nerium oleander   L)

b.   Bunga  majemuk sempurna (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk tak terbatas.

Ragam Bunga Majemuk
A. Bunga majemuk tak terbatas ( inflorescentia racemosa)

 I. ibu tangkainya tidak bercabang-cabang sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkai :
 1. tandan (racemus), jika tangkai bunga nyata.
2. bulir (spica), mirip seperti bunga majemuk tandan tetapi tidak bertangkai.
3. Bunga berbentuk untai atau bunga lada (amentum), seperti bentuk bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal.
4. Bunga tongkol (spadix), berbentuk seperti bulir tetapi ibu tangai besar, tebal, seringkali berdaging.
5. Bunga payung (umbrella), dapat dilihat dari ujung ibu tangkai yang mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya.
6. Bunga cawan (corymbus), suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan.
7. Bunga bongkol (capitulum), bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, teapi tanpa daun-daun pembalut , dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola.
8. Bunga periuk ( hypanthodium)

II. Bunga majemuk tak terbatas yang memiliki ibu tangkai yang bercabang-cabang :

1. ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula dengan cabang-cabang nya sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk.
2. Bunga majemuk malai rata, ibu tanngkai mengadakan percabangan , demikian pula seterusnya cabangnya tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar  atau agak melengkung.
3.  Bunga payung majemuk ( Umbella composite), yaitu suatu bunga payung yang bersusun, dapat pula dikatakan sebagai bunga payung, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (Umbelulla).
4. Bunga tongkol majemuk, adalah bunga majemuk dengan ibu tangkai yang bercabang-cabang.
5. Bunga bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir.


Bagian-bagian bunga
a.   Tangkai bunga ( pedicellus) , bagian bunga yang masih jelas bersifat batang.
b.    dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang mengalami metamorfosis  menjadi bangian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain.
c.   c. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga  yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran  dengan tulang-tulang atau atau urat-urat  yang masih jealas.
d.   umumnya tersusun dalam dua  lingkaran :
e.           1. kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang  merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubung  yang melindungi kuncup dari luar.
f.           2.  mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat padalingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi.
g.   d. alat-alat kelamin jantan ( androecium), bagian ini merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari.
h.   e. Alat kelamin betina (gynaecium), bagian pada bunga yang biasa disebut putik (pistillum)

Bunga dapat dibedakan dalam :

1.    Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl), terdiri atas :
        - 1 lingkaran daun-daun kelopak
        - 1 lingkaran  daun-daun mahkota
        - 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan  satu lingkaran daun-daun buah.
        - 4 lingkaran penyusun bunga

2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna ( flos incompletus), jika salah satu hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada..
Kelamin Bunga
a.   Bunga banci ata bunga berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga  yang terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina).

b.   Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), yaitu bunga yang hanya mempunya salah satu dari kedua macam kelaminnya.

Berdasarkan alat kelaminnya dapat dibedakan lagi menjadi :

1.    Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat  benang sari saja.
2.  Bunga betina ( flos femineus), jika pada bunga hanya terdapat putik saja.

c. Bunga mandul atau tidak berkelamin jika pada bunga tidak terdapat baik benang sari maupun putik.






0 komentar:

Posting Komentar